PIER Universitas Paramadina

Kecam Kejadian Guru Pukul Murid hingga Tewas, Kemendikbud Ristek Singgung 3 Dosa Besar di Dunia Pend

Ilustrasi(JITET)


Penulis Rahel Narda Chaterine | Editor Diamanty Meiliana JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengecam adanya tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah. Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud Ristek Anang Ristanto mengatakan, kementerian telah mengatur soal kekerasan di sekolah untuk menciptakan kondisi proses pembelajaran yang aman dan nyaman bagi semua pihak. Hal ini telah diatur dalam peraturan menteri (Permendikbud) Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.

“Permendikbud ini juga mengatur sanksi yang bisa dikenakan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik yang melakukan tindakan kekerasan, atau sanksi terhadap satuan pendidikan dan kepala sekolah, jika masih terdapat praktik kekerasan di lingkungan sekolahnya,” kata Anang kepada Kompas.com, Selasa (2/11/2021).

Menurut Anang, Kemendikbud Ristek secara tegas mengecam tiga dosa besar di dunia pendidikan yaitu kekerasan seksual, intoleransi, dan perundungan. Kemendikbud Ristek, lanjut dia, sudah mengupayakan agar tiga dosa besar di pendidikan dapat diatasi.

“Serta bekerja sama dengan pemangku kepentingan terus berkomitmen untuk memberantas praktik-praktik tiga dosa besar di lingkungan pendidikan,” imbuhnya. Permendikbud 82/2015 memuat soal upaya pencegahan, penanggulangan, sanksi terhadap aksi kekerasan di sekolah. Salah satunya, sekolah wajib menyusun dan menerapkan Prosedur Operasi Standar (POS) pencegahan tindak kekerasan dengan mengacu kepada pedoman yang ditetapkan kementerian.

Selain itu, sekolah wajib memasang papan layanan pengaduan tindak kekerasan yang mudah diakses oleh peserta didik, orang tua/wali, guru/tenaga kependidikan, dan masyarakat.

Papan layanan pengaduan harus memuat laman http://sekolahaman.kemdikbud.go.id, layanan pesan singkat ke 0811-976-929, telepon ke 021-5790-3020 atau 021-570-3303, faksimile ke 021-5733125, email laporkekerasan@kemdikbud.go.id. Kemudian, nomor telepon kantor polisi terdekat, nomor telepon kantor dinas pendidikan setempat, dan nomor telepon sekolah. Diketahui, kekerasan di lingkungan sekolah terjadi di Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, NTT. Seorang siswa SMP Negeri berinisial MM (13) meninggal diduga dianiaya oleh gurunya, SK (40).

"Korban sempat dirawat sejak dua hari lalu di rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia tadi pagi sekitar pukul 10.00 Wita," ungkap Kapolres Alor AKBP Agustinus Christmas, kepada Kompas.com, Selasa (26/10/2021). Agustinus menuturkan, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (16/10/2021), sekitar pukul 11.00 Wita. Saat itu, korban tidak mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh pelaku. Karena emosi, pelaku lalu memukul korban menggunakan tangan, tepat di bagian atas kepala.

Selain memukul, pelaku juga menendang pantat dan memukul betis korban dengan menggunakan belahan bambu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kecam Kejadian Guru Pukul Murid hingga Tewas, Kemendikbud Ristek Singgung 3 Dosa Besar di Dunia Pendidikan", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/11/02/14235821/kecam-kejadian-guru-pukul-murid-hingga-tewas-kemendikbud-ristek-singgung-3?page=2.
Penulis : Rahel Narda Chaterine
Editor : Diamanty Meiliana

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L


0 Komentar

Tulis Komentar